1. Gaji
di Jepang umumnya
dihitung berdasarkan pendapatan kotor per tahun ("nenshu", 年収), sebelum
dikurangi
dengan pension ("nenkin",年金), asuransi ("hoken",保険)
dsb.
2. Pendapatan pertahun (年収) terdiri
dari
dua komponen : gaji ("kyuuyo",給与) + bonus ("shouyo", 賞与). Besarnya bonus tidak seragam. Ada yang besarnya tiga kali pendapatan per bulan,
dua kali, atau tidak sama sekali.
3. Besarnya gaji
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lama kerja
dan usia.
4. Ada beberapa sumber mengenai gaji berbagai profesi
di Jepang.
data
di bawah berasal
dari majalah President bulan
desember 2005 yang
dikutip
di situs Ini . Angka yang tercantum
di
dalam kurung adalah rata-rata pendapatan per tahun (bukan per bulan),
dalam satuan juta yen. Hanya sebagian
data saja yang
ditampilkan. Sayang saya belum membaca artikel aslinya, sehingga tidak tahu secara
detail bagaimana survey itu
dilakukan.
5.
data
dari NTA (National Tax Agency)menyebutkan bahwa pada tahun 2005, banyaknya orang yang memiliki penghasilan
di Jepang
dan bekerja selama 1 tahun adalah 44.94 juta orang. Rata-rata pendapatan mereka sebesar 4.37 juta yen (dalam satu tahun). Pekerja pria 27.74 juta orang
dan rata-rata penghasilannya 5.38 juta yen. Sedangkan wanita, 17.20 juta orang
dan rata-rata penghasilannya 2.73 juta yen.
6. Rata-rata penghasilan part time job (arubaito) : 966 yen (Juni 2006).
7. Sekedar referensi saja, beasiswa Monbukagakusho per bulan untuk tahun finansial 2007/2008 sekitar 134 ribu yen (S1)
dan 172 ribu yen (S2
dan S3), berarti per tahun 1.7 juta (S1)
dan 2.1 juta (S2). Beasiswa ini adalah jumlah bersih yang
diberikan kepada siswa untuk hidup sehari-hari (membayar sewa apartemen, makan, minum,
dsb.),
di luar uang kuliah. Hanya saja beasiswa ini tidak
dianggap sebagai penghasilan,
dan pelajar
dianggap zero income, sehingga tidak
dikenakan pajak penghasilan.
8. Angka
di atas kalau
dikonversikan ke rupiah akan terkesan sangat besar. Tetapi hal ini tidak lantas berarti menggambarkan taraf kemakmuran seseorang
dari sudut pandang Indonesia,
demikian pula sebaliknya. Untuk memberikan gambaran yang tepat
dan fair, perlu
ditambahkan informasi living cost
di negara tersebut. Hal ini karena terdapat perbedaan signifikan pada living cost antara keduanya. Saya pernah
ditanya oleh teman Jepang mengenai besarnya gaji
di Indonesia. Jawaban sederhana adalah
dengan mengkonversikan angka tersebut ke yen. Orang Jepang yang mendengarnya akan terkejut, karena gaji sebesar itu tidak akan cukup
dipakai hidup
di Jepang. Tetapi saat saya jelaskan bahwa biaya hidup
di Indonesia sangat jauh berbeda
dengan
di Jepang, baru teman saya tersebut memahaminya.
9. Berkaitan
dengan point 8
di atas, salah satu parameter yang sering
dipakai untuk mengukur tingkat standard hidup adalah Engel's coefficient. Engel's Coefficient
didefinisikan sebagai prosentase penghasilan yang
dipakai untuk belanja kebutuhan primer pangan (飲食費) terhadap total pengeluaran bulanan. Semakin rendah nilainya, berarti semakin tinggi tingkat standard hidupnya.
10. Inget agan" semua juga harus ngitung berapa biaya Pajak
dan Asuransi